Daftar Perolehan Medali OSN SMA tahun 2014

Daftar perolehan Medali OSN SMA Tahun 2014 bisa dilihat di sini !

Sumber : http://elearning.pelatihan-osn.com/pelatihanosn2014/PeraihMedaliOSN2014.pdf

DKI Jakarta Juara Umum OSN 2014

Mataram: DKI Jakarta menyandang predikat juara umum dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2014. Provinsi ini berhasil meraih 25 medali emas, 30 perak, dan 37 perunggu.
Peringkat ke-2 diduduki Jawa Tengah dengan 16 emas, 43 perak, dan 34 perunggu. Sedangkan Jawa Timur berada di posisi ke-3 dengan 12 emas, 21 perak, dan 29 perunggu.

Pengumuman juara dilakukan saat acara penutupan OSN yang digelar di Hotel Lombok Raya, Mataram, Nusa Tenggara Barat, pada Sabtu siang, 6 September 2014. Acara ditutup oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Dr. Mohammad Nuh, DEA.

DKI Jakarta berhasil meraih gelar juara umum setelah ‘puasa’ tiga tahun di mana gelar tersebut terakhir diraihnya pada OSN IX di Medan, Sumatera Utara, tahun 2010. Keberhasilan ini juga merupakan gelar ke-4 setelah gelar pada OSN III di Pekanbaru, Riau, tahun 2004; OSN IV di Semarang, Jawa Tengah, tahun 2005; dan OSN IX tahun 2010.

Di sisi lain, Jawa Tengah tak berhasil mempertahankan gelarnya setelah tiga tahun berturut-turut bertengger di posisi puncak pada OSN X di Manado, Sulawesi Utara, tahun 2011; OSN XI di DKI Jakarta tahun 2012; dan OSN XII di Bandung, Jawa Barat, tahun 2013.

Secara keseluruhan, sejak penyelenggaraan OSN pada 2002, Jawa Tengah dan DKI Jakarta selalu bergantian memegang tampuk perolehan medali sebagai juara umum.

 Sumber : http://dikmen.kemdikbud.go.id/html/index.php?id=berita&kode=384

Dokumenter Rekam Jejak OSN

NTB Tuan Rumah Pelaksanaan OSN Tahun 2014

Jakarta, Kemdikbud --- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) akan melaksanakan Olimpiade Sains Nasional (OSN) tahun 2014, di Provinsi Nusa Tenggara Barat, pada tanggal 1 s.d. 7 September 2014. Penyelenggaraan OSN di maksudkan untuk mendapatkan putra dan putri terbaik bangsa Indonesia.
“Putra dan putri terbaik bangsa kelak akan mengharumkan dan mengangkat martabat bangsa Indonesia di dunia Internasional,” tutur Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Achmad Jazidie, saat wawancara (talk show) disalah satu stasiun tv swasta, di Jakarta, pada hari Rabu (27/08/2014).
Jazidie mengatakan, putra dan putri terbaik bangsa tidak hanya cerdas pengetahuannya, tetapi juga harus memiliki karakter yang baik. Pelaksanaan OSN ke-13, penilaian karakter akan dilihat dari ke disiplinan peserta. “Kita ingin menanamkan ke dalam diri peserta bahwa mereka yang berdisiplin bisa mendapatkan prestasi yang terbaik, khususnya di OSN,” ujarnya.
Selain penilaian karakter, ada juga penilaian pengetahuan melalui sembilan bidang yang diperlombakan. Sembilan bidang tersebut adalah Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Komputer, Astronomi, Ekonomi, Kebumian, Geografi, Kewirausahaan, dan Karya ilmiah.  “Pelaksanaan OSN diperkirakan akan hadir sekitar 2800 orang terdiri dari peserta didik, para pendamping, guru, dewan juri, panitia daerah, pusat,” ungkap Jazidie.
Jazidie terus berharap pelaksanaan OSN harus tetap berlangsung, karena prestasi – prestasi yang diraih dari penyelenggaraan OSN dari tahun ke tahun semakin meningkat. Meningkatnya prestasi yang diraih dalam OSN juga dapat  menjadi indikator meningkatnya mutu pendidikan secara keseluruhan. “Mutu soal yang di perlombakan dalam OSN hampir mendekati mutu internasional, hal tersebut menunjukan kemampuan para juara OSN dari tahun ke tahun semakin meningkat,” pungkas Jazidie.  
Sumber: http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/

OSN Ikut Berperan Menjaring Bibit Unggul

Jakarta, Kemdikbud --- Kompetisi tingkat nasional yang kerap diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menjadi salah satu alat untuk menjaring bibit unggul bangsa. Kompetisi itu antara lain Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat SMA yang akan diselenggarakan pada 1—7 September 2014 di Mataram, Nusa Tenggara Barat.
Demikian disampaikan Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, Sutanto, dalam sebuah gelar wicara yang diselenggarakan KBR 68 H di gedung Perpustakaan Kemdikbud, Jakarta, Rabu (27/8/2014). Menurutnya, kompetisi semacam ini penting untuk dilaksanakan secara berkelanjutan. “OSN berjalan setiap tahun, dan tahun ini menjadi kali ke-13. Tujuannya adalah untuk mencari potensi-potensi terbaik di bidang sains yang dimiliki siswa,” katanya.
Sutanto menjelaskan, sebelum bertanding di tingkat nasional, para peserta mengikuti seleksi secara berjenjang, mulai dari tingkat kabupaten/kota hingga provinsi. “Mereka adalah peserta terbaik di tingkat provinsi,” tambahnya.
Pemenang OSN akan mendapatkan penghargaan berupa medali, sertifikat, dan tabungan pendidikan. Selain itu para pemenang juga mendapat fasilitas jalur prestasi olimpiade sesuai dengan bidang studinya di perguruan tinggi yang sudah menjalin kerja sama dengan Kemdikbud. Para pemenang juga akan diikutkan dalam kompetisi sains tingkat internasional.
Sutanto mengingatkan agar pemerintah daerah, mulai kabupaten/kota dan provinsi memberikan dukungan bagi putra-putri yang mewakili daerah masing-masing. Dukungan dapat berupa pembinaan sebelum peserta dikirim ke tingkat nasional. “Anak-anak yang berhasil itu, ya anak-anak yang mendapat dukungan dari keluarga mereka, dari sekolah, dan dari pemerintah daerah,” katanya. 
Juri OSN, Chatief Kunjaya yang juga menjadi narasumber dalam gelar wicara radio tersebut mengatakan, dari tahun ke tahun kualitas soal yang diujikan dalam OSN terus ditingkatkan. Menurutnya, hal ini menjadi salah satu cara agar proses seleksi berjalan dengan baik. “Mereka yang menjadi peserta OSN adalah anak-anak pintar. Akan mudah bagi mereka untuk mengerjakan soal yang sudah ada, maka perlu dibuat soal-soal baru,” ujar Chatief.
Sutanto berharap OSN tahun ini dapat berjalan lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Lewat OSN ini pula diharapkan dapat menjaring lebih banyak anak yang memiliki potensi dan kemampuan yang mumpuni di bidang sains, sehingga bisa mengikuti olimpiade internasional, dan kembali mengharumkan nama Indonesia.
Sumber :http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/berita/3087

Pengumuman Peserta OSN tingkat SMA 2014

Tim Olimpiade Matematika Indonesia Berkompetisi di IMO 2014

Olimpiade Matematika Internasional, International Mathematical Olympiad (IMO), ke-55 akan diselenggarakan di Cape Town, Afrika Selatan, pada tanggal 3-13 Juli 2014. Kegiatan ini akan diikuti oleh 106 negara. Tim resmi dari masing-masing negara terdiri dari paling banyak enam peserta dan dua pendamping.

Tahun ini tim kita menargetkan semua anggota tim mendapatkan medali dengan target maksimal satu emas, dua perak, tiga perunggu dan target minimal satu emas, satu perak, empat perunggu. Kita berusaha mendapatkan emas kedua setelah berhasil mempersembahkan emas pertama tahun lalu. Tahun lalu tim IMO Indonesia berada pada ranking 19 dari 97 negara dan berhasil menyabet satu medali emas, satu perak, dan empat perunggu.

Tim Indonesia terdiri dari enam peserta, yaitu Jonathan Mulyawan Woenardi (SMAK 1 BPK Penabur Jakarta), Gede Bagus Bayu Pentium (SMA Semesta Semarang), Reza Wahyu Kumara (SMAN Sragen BBS), Fransisca Susan (SMAK 1 BPK Penabur Jakarta), Herbert Ilhan Tanujaya (SMA Santa Laurensia) dan Kevin Christian Wibisono (SMAK IPEKA Puri Indah Jakarta). Dalam kegiatan ini mereka didampingi oleh Al Haji Akbar Bachtiar Ph.D (Universitas Indonesia) sebagai leader, Aleams Barra Ph.D (Institut Teknologi Bandung) sebagai observer A dan Dr. Yudi Satria (Universitas Indonesia) sebagai deputy leader, serta Dr. Hery Susanto (Universitas Negeri Malang) sebagai observer B.

Sebagai ajang pemanasan, tim Indonesia mengikuti Asian Pacific Mathematics Olympiad yang ke-26. Pada pelaksanaan ke 26, APMO diikuti oleh 33 negara yang diantaranya merupakan negara-negara sering mendapat prestasi pada kegiatan olimpiade matematika tingkat SMA seperti: USA, Rusia, Korea, Jepang, Thailand dan Australia. Alhamdulillah tim Indonesia berhasil meraih satu emas, dua perak, dan empat perunggu.

Untuk menjadi wakil Indonesia dalam kegiatan IMO, para peserta melalui empat tahap pembinaan sekaligus seleksi. Kegiatan ini berlangsung selama kurang lebih satu bulan untuk setiap tahapnya. Pada setiap tahap, proses seleksi dilakukan dengan mengadakan empat tes akademik, tes psikologi dan pembinaan karakter.

Tim Pembina terdiri dari sepuluh orang , yaitu Alhaji Akbar Bachtiar (UI), Budi Surodjo (UGM), Hery Susanto (UM), Yudi Satria (UI), Purwanto (UM), Soewono (ITT Telkom), Utari Wijayanti (UPI, Peserta IMO 1993,1994), Aleams Barra (ITB), Rudi Adha Prihandoko (ITB, Peserta IMO 2007), Rahmi Rusin (UI). Tim Pembina juga dibantu oleh beberapa asisten yaitu: Made Tantrawan (UGM), Ajat (UI), Raja Oktovin (UI, Peserta IMO 2009-2010), Ahmad Zaky (ITB, Peserta IMO 2010-2012), dan Ronald (ITB, Peserta IMO 2009-2010).

IMO adalah olimpiade sains pertama di dunia dan mulai diselenggarakan tahun 1959 di Rumania. IMO pertama ini diikuti oleh tujuh negara Eropa Timur. Indonesia pertama kali mengikuti IMO pada tahun 1988 di Canberra, Australia. Selama 23 kali kesertaan dalam IMO (tidak berangkat pada IMO 2006), Indonesia memperoleh satu emas, delapan perak, 31 perunggu, dan 28 honorable mention.
Kontes IMO sendiri sebenarnya hanya dua hari. Hari pertama peserta dihadapkan pada tiga soal dalam waktu 4,5 jam. Demikian juga pada hari kedua. Soal yang dikeluarkan pada kontes IMO diusulkan oleh negara peserta dan diputuskan pada juri meeting yang diikuti oleh leader dari semua negara peserta. Criteria soal IMO adalah soal non-rutin dan baru.
Mohon doa restu dari seluruh rakyat Indonesia, agar tim IMO 2014 dapat memperoleh hasil yang lebih baik dari IMO 2013.

Jakarta, 1 Juli 2014
              Ketua TIM Pemina IMO Indonesia
                                          

              Al Haji Akbar Bachtiar Ph.D
 
Sumber: http://www.kemdikbud.go.id/

Lini Masa OSN Tingkat SMP Tahun 2023

  Pedoman OSN SMP Tahun 2023 dapat dilihat dan diunduh disini !